RSS

Arsip Harian: September 27, 2012

Mioma Uteri

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Mioma uteri neoplasma jinak yang dalam kepustakaan ginekologi terkenal dengan  istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterinenfibroid. Mioma uteri umumnya terjadi pada usia reproduksi yaitu yaitu pada usia lebih dari 35 tahun (Prawirohardjo, Sarwono 1994 ; 281 ).

Adapun dampak bila mioma uteri tidak diangkat yaitu terjadi pertumbuhan leimiosarkoma,nekrosis dan infeksi. Untuk mencegah agar tidak terjadi dampak-dampak yang lebih parah maka ada beberapa cara pengobatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah terapi operatif yaitu dengan histerektomitotal abdominal (Prawirohardjo, Sarwono 1994 ;287 ).

Histerektomi Total Abdominalis dengan atau tanpa salphingektomi adalah salah satu  operasi ginekoogi yang paling sering dilakukan sehingga hal ini menjadi salah satu tindakan standar bagi ahli bedah ginekologi yang berpraktek.Meskipun klien telah mengalami pembedahan bukan berarti masalah sudah teratasi, tapi akan timbul dampak-dampak akibat pembedahan antara lain perubahan sirklus hormon, menopause dini , timbul masalah koitus, peningkatan insien opsteoporosis, adanya nyeri, lebihlamadalam mendapatkan kembali fungsi usus, kesulitan miksi. Oleh karena itu diperlukan perawatan yang tepat untuk mengurangi rasa sakit pada klien, mencegah komplikasi setelah operasi dan menolong penyembuhan dalam fungsi-fungsi yang normal.

TINJAUAN PUSTAKA

A.     Pengertian

Mioma uteri adalah neoplasma jinak, yang berasal dari otot uterus yang disebut juga leiomioma uteri atau uterine fibroid. Dikenal dua tempat asal mioma uteri yaitu serviks uteri dan korpus uteri. Yangada pada serviks uteri hanya di temukan dalam 3 % sedangkan pada korpus uteri 97 % mioma uteri banyak terdapat pada wanita usia reproduksi terutama pada usia 35 tahun keatas dan belum pernah dilaporkan bahwa mioma uteri terjadi sebelum menarche (prawirohardjo, sarwono 1994 ; 281 ).

B.     Etiologi

Walaupun mioma uteri terjadi banyak tanpa penyebab, namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschultz yang mengutarakan bahwa terjadi mioma uteri tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang, terus menerus oleh estrogen (Prawirohardjo, Sarwono 1994 ; 282 ).

C.     Lokalisasi Mioma Uteri

1.      Mioma intramural ; Apabila tumor itu dalam pertumbuhannya tetap tinggal dalam dinding uterus.

2.      Mioma Submukosum ; Mioma yang tumbuh kearah kavum uteri dan menonjol dalam kavum itu.

3.      Mioma Subserosum ; Mioma yang tumbuh kearah luar dan menonjol pada permukaan uterus.

D.     Komplikasi

1.      Pertumbuhan lemiosarkoma.

Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa tahun tidak membesar, sekonyong – konyong menjadi besar apabila hal itu terjadi sesudah menopause

2.      Torsi (putaran tangkai )

Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomenakut.

3.      Nekrosis dan Infeksi

Pda mioma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan bari vagina, dalam hal ini kemungkinan gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.

E.      Cara Penanganan Mioma Uteri

Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum bertangkai. Pada mioma uteri yang masih kecil  khususnya pada penderita yang mendekati masa menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga bulan atau enam bulan.

Adapun cara penanganan pada mioma  uteri yang peru diangkat adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan histerektomi total abdominal.

Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy ( TAH-BSO )

TAH – BSO adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus,serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan melakukan insisi pada dinding, perut pada malignant neoplasmatic desease, leymyoma dan chronic endrometriosis  ( Tucker, Susan Martin, 1998 ; 606 ).

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa TAH-BSO adalah suatu tindakan pembedahan dengan melakukan insisi pada dinding perut untuk mengangkat uterus, serviks,kedua tuba falopii dan ovarium pada malignant neoplastic diseas, leymiomas dan chronic endometriosis.

ASUHAN KEPERAWATAN

A.     Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan secara keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu ; pengumpulan data, pengelompakan data atau analisa data dan perumusan diagnose keperawatan (Depkes RI, 1991 ).

1. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun imformasi (data-data) dari klien. Data yang dapat dikumpulkan pada klien sesudah pembedahan Total Abdominal Hysterektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO ) adalah sebagai berikut :

Usia :

a.       Mioma biasanya terjadi pada usia reproduktif, paling sering ditemukan pada usia 35 tahun keatas.

b.      Makin tua usia maka toleransi terhadap nyeri akan berkurang

c.       Orang dewasa mempunyai dan mengetahui cara efektif dalam menyesuaikan diri terutama terhadap  perubahan yang terjadi pada dirinya akibat tindakan TAH-BSO.

2. Keluhan Utama

Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis operasi adalah rasa nyeri karena terjadi torehant tarikan, manipulasi jaringan organ.Rasa nyeri setelah bedah biasanya berlangsung 24-48 jam. Adapun yang perlu dikaji pada rasa nyeri tersebut  adalah :

  1. Lokasi nyeri :
  2. Intensitas nyeri
  3. Waktu dan durasi
  4. Kwalitas nyeri.

3. Riwayat Reproduksi

  1. Haid

Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami atrofi pada masa menopause

  1. Hamil dan Persalinan

1)      Kehamilan mempengaruhi pertubuhan mioma, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini  dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ii dihasilkan dalam jumlah yang besar.

2)      Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi klien dan keluarga terhadap hilangnya oirgan kewanitaan.

4. Data Psikologi.

Pengangkatan organ reproduksi dapat sangat berpengaruh terhadap emosional klien dan diperlukan waktu untuk memulai perubahan yang terjadi. Organ reproduksi merupakan komponen kewanitaan, wanita melihat fungsi menstruasi sebagai lambang feminitas, sehingga berhentinya menstruasi bias dirasakan sebgai hilangnya perasaan kewanitaan.

Perasaan seksualitas dalam arti hubungan seksual perlu ditangani . Beberapa wanita merasa cemas bahwa hubungan seksualitas terhalangi atau hilangnya kepuasan. Pengetahuan klien tentang dampak yang akan terjadi sangat perlu persiapan psikologi klien.

5. Status Respiratori

Respirasi bias meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut dapat terdengar  tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh kebelakang atau akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar  merupakan gejala terdapat secret pada saluran nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam dilaksalanakan segera pada klien  yang memakai anaestesi general.

6. Tingkat  Kesadaran

Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan  sederhana yang harus dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi tingkat kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk , harus di observasi dan penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala syok.

7. Status Urinari

Retensi urine paling umum terjadi setelah  pembedahan ginekologi, klien yang hidrasinya baik biasanya baik biasanya  kencing setelah 6 sampai 8 jam setelah pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit akibat kehilangan cairan tubuh saat operasi, muntah akibat anestesi.

8. Status Gastrointestinal

Fungsi gastrointestinal biasanya pulih  pada 24-74 jam setelah pembedahan, tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan intestinal. Ambulatori dan kompres hangat perlu diberikan untuk menghilangkan gas dalam usus.

B. Pengelompokan Data

Analisa data adalah mengkaitkan, menghubungkan data yang telah diperoleh dengan teori, prinsip yang relevan guna mengetahui masalah keperawatan klien (Depkes RI 1991 ; 14 )

B.     Diagnose Keperawatan

1)      Gangguan Rsa nyaman (nyeri ) berhubungan dengankerusakan jaringan otot dan system saraf yang di tandai dengan keluhan nyeri, ekpresi wajah neyeringai.

2)      Gangguan eleminasi miksi  (retensi urine ) berhubungan dengantrauma mekanik , manipulasi pembedahan adanya edema pada jaringan sekitar dan hematom, kelemahan pada saraf sensorik dan motorik.

3)      Gangguan konsep diri berhubungan dengankekawatiran tentang ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan seksual .

4)      Kurang pengetahuan tentang efek pembedahan dan perawatan selanjutnya berhubungan dengansalah dalam menafsirkan imformasi dan sumber imformasi yang kurang benar.

C.     Perencanaan

Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan, criteria hasil, rencana tindakan atau intervensi dan rasional tindakan (Depkes RI 1991 ; 20 ).

Intervensi keperawatan pada diagnose Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengankerusakan jaringan otot an system saraf.   :

1)      Kaji tingkat rasa tidak nyaman sesuai dengan tingkatan nyeri.

2)      Beri posisi fowler atau posisi datar atau miring kesalah satu sisi.

3)      Ajarkan teknik releksasi seperti menarik nafas dalam, bimbing untuk membayangkan sesuatu.Kaji tanda vital : tachicardi,hipertensi, pernafasan cepat.

4)      Motivasi klien untuk mobilisasi didni setelah pembedahan bila sudah diperbolehkan.

5)      Laksanakan pengobatan sesuai indikasi seperti analgesik intravena.

6)      Observasi efek analgetik (narkotik )

7)      Obervasi tanda vital : nadi ,tensi,pernafasan.

Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) berhubungan dengantrauma mekanis, manipulasipembedahan, oedema jaringan setempat, hemaloma, kelemahan sensori dan kelumpuhan saraf.

1)      Catat poal miksi dan minitor pengeluaran urine

2)      Lakukan palpasi pada kandung kemih , observasi adanya ketidaknyamanan dan rasa nyeri.

3)      Lakukan tindakan agar klien dapat miksi dengan pemberian air hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran.

4)      Jika memakai kateter, perhatikan apakah posisi selang kateter dalam keadaan baik, monitor intake autput, bersihkan daerah pemasangan kateter satu kali dalamsehari, periksa keadaan selang kateter (kekakuan,tertekuk )

5)      Perhatikan kateter urine  : warna, kejernihan dan bau.

6)      Kolaborasi dalam pemberian dalam pemberian cairan perperental dan obat obat untuk melancarkan urine.

7)      Ukur dan catat urine yang keluar dan volume residual urine 750 cc perlu pemasangan kateter tetap sampai tonus otot kandung kemih kuat kembali.

Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan Ganguan konsep diri berhubungan dengankekawatiran tentang ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan seksual.

1)      Beritahu klien tentang sispa saja yang bisa dilakukan histerektomi dan anjurkan klien untuk mengekpresikan perasaannya tentang histerektomi

2)      Kaji apakah klien mempunyai konsep diri yang negatif.

3)      Libatkan klien dalam perawatannya

4)      Kontak dengan klien sesering mungkin dan ciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan.

5)      Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya mengenai tindakan pembedahan dan pengaruhnya terhadap diri klien

6)      Berikan dukungan emosional dalam teknik perawatan, misalnya perawatan luka dan mandi.

7)      Ciptakan lingkungan atau suasana yang terbuka bagi klien untuk membicarakan keluhan-keluhannya.

Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan Kurangnya pengetahuan tentang perawatan luka operasi, tanda-tanda komplikasi, batasan aktivitas, menopause, therapy hormon dan perawatan selanjutnya berhubungan denganterbatasnya imformasi.

1)      Jelaskan bahwa tindakan histerektomi abdominal mempunyi kontraindikasi yang sedikit tapi membutuhkan waktu yang lama untuk puli, mengguanakan anatesi yang banyak dan memberikan rasa nyeri yang sangat setelah operasi.

2)      Jelaskan dan ajarkan cara perawatan luka bekas operasi yang tepat

3)      Motivasi klien melakukan aktivitas sesuai kemampuan.

4)      Jelaskan efek dari pembedahan terhadap menstruasi dan ovulasi

5)      Jelaskan aktivitas yang tidak boleh dilakukan.

6)      Jelaskan bahwa pengangkatan uterus secara total menyebabkan tidak bisa hamil dan menstruasi

7)      Jika klien memakai therapy estrogen maka ajari klien :

  • Bahwa estrogen itu biasanya diberikan dengan dosis renda, dengan sirklus penggunaannya adalah selama 5 hari kemudian berhenti selama dua hari begitu seterusnya sampai umur menopause.
  • Diskusi tentang rasional penggunaan therapy yaitu memberikan rasa sehatdan mengurangi resiko osteoporosis
  • Jelaskan resiko penggunaan therapy
  • Ajarkan untuk melapor jika terjadi perubahan sikap ( depresi ), tan da troboplebitis, retensi cairan berlebihan, kulit kuning,rasa mual/muntah, pusing dan sakit kepala,rambut rontok, gangguan penglihatan,benjolan pada payudara.

D.     Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah perwujudan ari rencana tindakan yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatanini dapat dilaksanakan oleh klien sendiri, oleh perawat secara mandiri maupun bekerjasama  engan tim kesehatan lainnya. (Depkes RI 1991 ; 28 )

E.      Evaluasi.

Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan, sedang tujuan evaluasi itu sendiri  adalah menentukan kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan  dan menilai keberhasilan dari rencana keperawatan atau asuhan keperawatan ( Depkes RI 1991 ; 31 )

Adapun evaluasi yang di harapkan pada klien dengan Post TAH-BSO adalah sebagai berikut :

1.      Rasa nyama klien terpenuhi

2.      Pola eliminasi miksi dan defekasi kembali normal

3.      Klien menunjukkan respon adaptif

4.      Pengetahuan klien mengenai keadaan dirinya bertambah

5.      Pola nafas klien kembali efektif

6.      Klien mengerti mengenai adanya perubahan seksualitas.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 27, 2012 inci Keperawatan Maternitas

 

Tag: , , , , ,

Ciri-ciri dan Cara Mengatasi Keputihan Pada Remaja

Ciri-ciri dan Cara Mengatasi Keputihan Pada Remaja

Ilustrasi.

Keputihan bagi setiap kalangan wanita sudah tidak asing lagi, karena pasti semua wanita mengalami yang namanya keputihan. terkadang, mereka menganggapnya keputihan adalah persoalan biasa. Padahal keputihan tidak bisa di anggap remeh seperti itu saja karena keputihan bisa mengakibatkan kemandulan steve kanker.

Yang dimaksud keputihan adalah, keluarnya cairan selain darah dari vagina yang berwarna putih kekuningan atau putih keabu-abuan baik encer maupun kental, yang beraroma tidak sedap dan bisa menyebabkan rasa gatal yang cukup hebat. Jika Anda mengalaminya, segeralah atasi keputihan Anda secara cepat dan tepat.

Apabila anda tidak sigap mengatasi keputihan, Anda akan menyebabkan hal yang sangat fatal sekali dan berbahaya bagi kesehatan. Faktor pemicu terjadinya keputihan ada empat yang bisa anda ketahui. Antara lain Jamur. Apabila di sebabkan oleh jamur, biasanya di tandai dengan rasa gatal, berbau asam, warna kuning.

Bakteri, Apabila di sebabkan oleh bakteri, biasanya di tandai dengan baunya amis, sering tidak gatal atau sedikit gatal. Virus, apabila di sebabkan oleh parasit tertentu baunya busuk, warna kehijauan atau kuning. Parasit, apabila di sebabkan oleh keganasan servik atau kanker servik cirinya berbau busuk, dan bercampur darah.

Caranya; Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak mengganggu kestabilan keasaman di sekitar vagina. Salah satunya produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu. Produk seperti ini mampu menjaga seimbangan pH sekaligus meningkatkan pertumbuhan flora normal dan menekan pertumbuhan bakteri yang tak bersahabat. Sabun antiseptik biasa umumnya bersifat keras dan dapat flora normal di vagina. Ini tidak menguntungkan bagi kesehatan vagina dalam jangka panjang.

Dua, hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah terselip disana-sini dan akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang di tempat itu.

Tiga, selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian. Empat, gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab, usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai. Tak ada salahnya Anda membawa cadangan celana dalam tas kecil untuk berjaga-jaga manakala perlu menggantinya.

Lima, gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat, seperti katun. Celana dari bahan satin atau bahan sintetik lain membuat suasana disekitar organ intim panas dan lembab. Enam, tidak di anjurkan memakai celana jeans karena pori-porinya sangat rapat. Pilihlah seperti rok atau celana bahan non-jeans agar sirkulasi udara di sekitar organ intim bergerak leluasa.

Tujuh, ketika haid, sering-seringlah berganti pembalut. Delapan, gunakan panty liner disaat perlu saja. Jangan terlalu lama. Misalkan saat bepergian ke luar rumah dan lepaskan sekembalinya Anda dirumah.

editor : athoenk

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 27, 2012 inci Keperawatan Maternitas

 

Tag: , , , , , ,

Beberapa Jenis Penyakit Kelamin Wanita

Alat Reproduksi Jenis Penyakit Kelamin Wanita

  • HPV

Penyakit kelamin pada wanita yang bernama Human Papilloma Virus (HPV) ini adalah salah satu infeksi virus yang disebabkan oleh hubungan seksual paling umum. Sebagian besar penyakit ini tidak begitu berbahaya tetapi jika test smear nampak tidak normal, dokter akan menyarankan untuk test lab.

Cara untuk mengetahui HPV adalah dengan cervical smear atau screening kesehatan seksual. Yakinlah untuk memeriksa secara teratur setidaknya satu kali setiap tiga tahun. Berhenti merokok karena penelitian menemukan hubungan antara merokok dan kanker vulva.

  • PID

Penyakit kelamin pada wanita  yang disebut Pelvic Inflammatory Disease (PID) mempengaruhi satu dari 10 wanita dan jika dibiarkan akan menyebabkan ketidaksuburan. Gejala yang mungkin timbul pinggul sakit saat hubungan seks, pendarahan yang tidak teratur atau perubahan bau pada vagina. Segera periksa ke dokter jika anda menemukan gejala itu. Penyakit ini dapat dengan mudah disembuhkan dengan antibiotik.

Upaya pencegahan PID adalah lakukan seks yang aman dan memeriksakan secara teratur. Kadang-kadang gejala tidak begitu jelas sampai semua terlambat

  • BV

Bacterial Vaginosis adalah salah satu infeksi vagina yang paling umum diantara wanita di usia beranak. Penyakit ini sering dianggap hanya infeksi karena memiliki gejala yang sangat umum dengan infeksi biasa.

Gejala dari ketidakseimbangan bakteri dalam vagina termasuk gatal, aroma amis dan perubahan dalam vagina. Jangan biarkan gejala-gejala tersebut dan yakinlah untuk diperiksa dan disembuhkan dengan baik. Jika dibiarkan, ini akan meningkat resiko berkembang menjadi PID.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 27, 2012 inci Keperawatan Maternitas

 

Tag: , , ,

Keputihan Abnormal Berdampak Pada Kesuburan

keputihan 255x300 Dampak Keputihan AbnormalKeputihan merupakan keluhan yang paling sering ditemukan pada perempuan, dan hampir setiap perempuan pernal mengalami keputihan.  Sebenarnya, setelah dilakukan pemeriksaan, penderita yang datang dengan keluhan ini tidak semuanya menunjukkan adanya penyakit atau kelainan. Memang keputihan dapat terjadi pada keadaan normal, tetapi dapat juga merupakan gejala dari suatu kelainan yang harus diobati.

Dampak Keputihan Pada Kesuburan

Gangguan Kesuburan banyak terjadi akibat infeksi pada organ reproduksi khususnya saluran telur. Infeksi umumnya terjadi karena penyakit menular seksual (PMS), misalnya infeksi klamidia gonore. Namun bisa kesuburan bisa juga dipengaruhi oleh infeksi keputihan. Pengaruh keputihan terhadap kesuburan terjadi pada keputihan akibat infeksi bakteri atau jamur.

WHO memperkirakan satu dari 20 remaja di dunia terjangkit PMS setiap tahunnya, bahkan di AS 1 dari 8 remaja. Penelitian di Bagian Obstetri Ginekologi RSCM (Sianturi, 1990-1995) mendapatkan data dua% (usia 11-15 tahun), 12% (usia 16-20 tahun) dari 223 remaja terinfeksi di daerah kemaluan (vulvo-vaginitis), mikroorganisme yang tergolong PMS.

Faktor-faktor yang memicu berkembangnya PMS antara lain karena pengetahuan tentang PMS rendah, hubungan seksualnya cenderung lebih dari satu pasangan atau pasangannya punya lebih dari satu mitra seksual, hubungan seksual tidak aman misalnya tidak memakai kondom.
Selain itu, karena anatomi organ reproduksinya perempuan lebih mudah tertular PMS dari pria, apalagi remaja yang secara biologik serviksnya belum matang dan lebih mudah kena infeksi.

Kanker serviks merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada organ reproduksi. Kanker ini lebih sering terjadi pada wanita usia 35-55 tahun.

Namun demikian, karena resiko terjadinya kanker ini berhubungan dengan usia pertama kali berhubungan seksual, seringnya berganti pasangan dan adanya infeksi PMS, sementara itu remaja kini lebih dini aktif seksual dan kejadian PMS-nya meningkat, maka kecenderungan usia kejadian kanker ini menjadi lebih dini dari 35 tahun.

Kejadian kanker serviks berkaitan dengan riwayat infeksi HPV (virus Human Papiloma) yang termasuk PMS dan biasanya menampilkan gejala keputihan pula. Siti menjelaskan pencegahan yang terpenting adalah menghindari terjadinya PMS dengan tidak berhubungan seksual sebelum menikah.

Keputihan Abnormal

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 27, 2012 inci Keperawatan Maternitas

 

Tag: , , , , , , ,

Rasa Gatal Ketika Keputihan ???

Hampir semua wanita pasti pernah merasakan gatal akibat keputihan. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan flora normal vagina yang menyebabkan bakteri jahat di area intim ini tumbuh berlebihan.

“Jamur Menimbulkan Efek Gatal Pada Miss V”

Miss V Sering Terasa Gatal Penyebab Rasa Gatal Ketika KeputihanSelain karena bakteri atau jamur, pengeluaran cairan yang berlebihan menjelang dan setelah menstruasi juga kerap menimbulkan gatal. Walau begitu, segatal apa pun tahan keinginan untuk menggaruk alat kelamin. Menggaruk dan membasuhnya dengan air hangat memang bisa menghilangkan gatal, tapi hanya sementara. Jika tangan Anda tak bisa diam untuk menggaruk, akibatnya miss V akan iritasi, sementara rasa gatal semakin menjadi-jadi.

Rasa gatal yang timbul pada kemaluan penderita keputihan memang sangat mengganggu dan terkadang tanpa di sadari penderita mengatasi dengan cara di menggaruk dengan jari secara spontan untuk mengurangi rasa gatal yang dirasakan, hal ini sebenarnya bisa menyebabkan iritasi pada organ vital anda dan bisa berakibat infeksi.

Penyebab terjadinya rasa gatal pada miss v :

  1. Jamur candida atau monilia (berwarna putih susu, kental, bau menyengat dan gatal) di sebabkan penyakit kencing manis, pemakaian pil KB dan daya tahan rendah.
  2. Parasit Trichomonas Vaginalis(cairan sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau kehijau-hijauan dan berbau anyir. Ditularkan lewat hubungan sex, bibir kloset yang terkontaminasi dan peralatan mandi.
  3. VIRUS , penyakit keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari hiv/aids, codyloma, herpes dll yang dapat memicu munculnya kanker rahim atau kanker servick. Keputihan virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas.
  4. BAKTERI, biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerelladan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis
  5. Kelelahan yang amat sangat
  6. Stress
  7. Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
  8. Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
  9. Tidak mejalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, tidur kurang)
  10. Tinggal di daerah tropis yang lembap
  11. Lingkungan sanitasi yang kotor

Sumber : crystalxs.com

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 27, 2012 inci Keperawatan Maternitas

 

Tag: , , , , , ,

TOILET UMUM Dan KEPUTIHAN PADA WANITA ??

Salah satu tempat umum yang dapat menyebabkan berjangkitnya penyakit adalah toilet umum. Baik itu toilet umum di mall, perkantoran, rumah sakit, kampus, kendaraan umum. Termasuk bagian yang dapat menjadi sumber penyakit dalam toilet adalah gagang pintu, dudukan toilet, dan air bilasan kran.

Bicara soal kesehatan toilet, mengutip Majalah Majalah Dokter Kita (edisi 01 November 2008) ada peringatan untuk pengguna toilet duduk. Kenapa? Karena meski terlihat bersih bukan berarti bebas dari kuman. Pada sebuah penelitian, ditemukan setidaknya 21 jenis bakteri dan 2 jamur di area tersebut. Keberadaan kuman itu jangan dianggap sepele karena dapat mengganggu kesehatan. Gangguannya mulai dari gatal hingga infeksi saluran kencing.

Dan peringatan ini lebih besar untuk kaum perempuan. Pertama, adalah infeksi kulit pada dan sekitar vagina. Keluhannya bermacam-macam tergantung pada sebabnya, bisa karena jamur atau karena bakteri. Infeksi pada kulit mencakup rasa gatal-gatal pada area vagina, keputihan, bintik merah-merah dan lainnya. Tak hanya di vagina, infeksi kulit juga menyerang area selangkangan (antara vagina dan dubur).

Contoh bakteri yang biasa berkembang adalah Staphilococcus Sp, bakteri tersebut dapat menyebabkan timbulnya berbagai bisul dan dapat menjadi infeksi yang resisten terhadap antibiotik. Juga terdapat E.Coli, bakteri Enterococcus (bakteri dalam kotoran yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan infeksi luka) dan masih banyak lagi jenis dan jumlah bakteri yang lain. Penyakit yang umum jika tidak bersih dalam menggunakan toilet umum:

  1. infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita daripada wanita karena saluran kemih wanita lebih pendek daripada pria. Banyak saluran kemih yang dapat terinfeksi yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Tanda-tanda umum nyeri seperti pada buang air kecil, air kencing sedikit atau bahkan berdarah, mual, nyeri punggung belakang.
  2. Selain itu yang mengancam adalah pemakaian toilet umum adalahkeputihan oleh bakteri Gordnella. Bakteri ini dapat menimbulkan keputihan keabu-abuan, bau amis, berbuih, dan berair, gatal pada vagina. Penyebab keputihan yang lainnya adalah bakteri Pallidium.
  3. Keputihan yang membahayakan adalah parasit Trichomonas Vaginalis. Parasit ini penyebab keputihan dengan ciri-ciri yaitu cairan berwarna kuning atau kehijauan, sangat kental, berbau anyir, berbuih. Ditularkan melalui hubungan seksual, bibir kloset yang terkontaminasi parasit atau juga perlengkapan mandi yang dipakai secara bersama-sama.

Bagaimana mengurangi resiko terpapar kuman toilet umum?

  • Pilih toilet umum dengan closet jongkok. Toilet jongkok tidak menyentuh langsung permukaan closet dan lebih higienis.
  • Jika menggunakan closet duduk, sebelum menggunakannya, bersihkan dulu pinggiran atau dudukan closet dengan cairan pembersih dan tisu baru. Bila perlu setelah dibersihkan, lapisi dudukan dengan tisu
  • Jangan cebok di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi atau ember. Pakailah shower atau keran.
  • Biasakan cebok dengan cara yang benar, yaitu dari arah depan ke belakang, jangan sebaliknya. Bila terbalik maka cara cebok seperti itu sama saja seperti menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing.
  • Toilet bersih bukan jaminan terbebas dari kuman. Sumber kuman bisa jadi malah dari Anda sendiri, khususnya tangan. Biasakan untuk mencuci sebelum dan sesudah melakukan aktivitas di toilet.

Dengan memperhatikan tips-tips di atas, diharapkan hantu toilet umum berupa penyakit keputihan, infeksi saluran kemih, dan organ reproduksi pada wanita dapat dicegah.

sumber : http://www.bebaskeputihan.com

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 27, 2012 inci Keperawatan Maternitas

 

Tag:

Keputihan Dapat Mengancam Kehidupan Seksual

Keputihan penyakit atau keputihan tak normal harus secepatnya diobati agar tidak bertambah parah, dan menjaga kemungkinan menularkan kepada pasangan anda, selain bisa bermasalah dalam proses terjadinya kehamilan.

KENALI JENISNYA !

Dengan melihat seperti apa warna keputihannya, untuk praktisnya dokter dapat menduga apa jenis bibit penyakit yang menjadi penyebabnya. “Keputihan yang disebabkan oleh jamur candida albicans berwarna putih susu dan menjadi serbuk, seperti bedak kalau mengering yang disertai gatal hebat,” tutur Dr. Handrawan Nadesul dalam buku berjudul “Kiat Sehat Pranikah”.

Waspadalah karena garukan akibat rasa gatal dapat menyebabkan tambahan keluhan dan penyakit. “Akibat garukan yang keras dan berulang, bahkan bisa sampai melukai dan menimbulkan lecet-lecet pada bibir Miss V dan sekitarnya, menimbulkan tambahan keluhan dan penyakit”.

Penyakit keputihan dapat diamati melalui warna dan aromanya. “Keputihan yang disebabkan oleh parasit trichomonas vaginalis dan ini jenis keputihan yang paling sering, biasanya berwarna kekuningan, disertai gatal, berbau, selain kental pula bentuknya. Sedang keputihan yang disebabkan kuman umumnya berwarna kehijauan, sama-sama gatal, dan berbau juga,” papar pria pecinta puisi ini. Lain penyebab keputihan, lain pula obatnya. Untuk kepastian apa penyebab keputihannya, aturan mediknya harus dilakukan pemeriksaan khusus.

“Lendir keputihannya diambil langsung dari Miss V dengan alat sendok khusus di laboratorium. Kemudian lendirnya diperiksa, dibiak, dan dari sana akan terungkap siapa bibit penyakit penyebabnya. Namun, cara ini tidaklah praktis dan perlu waktu beberapa hari menunggu hasilnya”.

“Keputihan penyakit, apa pun penyebabnya, perlu diobati sebelum hari perkawinan agar tidak menulari pasangan hidup kelak. Selain itu, komplikasi yang mungkin timbul, bisa buruk dampaknya terhadap kesuburan. Bisa jadi infeksi akan menjalar sampai ke bagian organ reproduksi yang lebih atas, yakni ke rahim dan saluran telur,” ulasnya. Jika Anda merasa mengalami keputihan tak normal, ada baiknya segera periksa ke dokter untuk ditangani dengan tepat.

“Keputihan jenis penyakit yang dibiarkan tanpa pengobatan akan berkembang semakin hebat. Keputihan membuat suasana Miss V lebih masam. Jika dibiarkan, dapat menjalar terus ke organ reproduksi.

Keputihan tidak bisa dianggap enteng, karena akibat dari keputihan ini bisa sangat fatal bila lambat ditangani. Diantaranya akan mengakibatkan kemandulan, hamil diluar kandungan, keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim, yang bisa berujung pada kematian.

Bila Anda menemukan dan mengeluhkan gejala keputihan sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter berdua bersama pasangan Anda, sebab pengobatan yang tepat dan cepat harus dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Namun, akibat budaya malu di Indonesia yang masih sangat tinggi, membuat banyak wanita kadang enggan untuk pergi ke dokter. Dan hal inilah yang menjadi faktor penghambatnya. Umumnya permasalahan keputihan ini hanya diatasi dengan cara mengambil jalan pintas menggunakan berbagai bahan pembilas yang ada dipasaran. Padahal tidak semua bahan-bahan pembilas vagina aman untuk digunakan. Sebab justru bisa mengakibatkan matinya bakteri yang dibutuhkan untuk menjaga keasaman area vagina.
Keputihan sebaiknya diobati sejak dini, yaitu saat timbul gejala. Karena keputihan yang sudah kronis dan berlangsung lama akan lebih sulit diobati. Tidak jarang wanita yang menderita keputihan yang kronis(bertahun-tahun) selain bisa menjadi mandul juga dapat berakibat kematian. Sehingga jika timbul keluhan sebaiknya segera periksa ke dokter.

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 27, 2012 inci Keperawatan Maternitas

 

Tag: , , , , ,

Dampak Keputihan: Infeksi, Gangguan Kesuburan, Hingga Kanker Serviks

Dampak Keputihan– Keputihan merupakan keluhan yang paling sering ditemukan pada perempuan yang datang berkonsultasi untuk masalah penyakit kandungan. Sebenarnya, setelah dilakukan pemeriksaan, penderita yang datang dengan keluhan ini tidak semuanya menunjukkan adanya penyakit atau kelainan. Memang keputihan dapat terjadi pada keadaan normal, tetapi dapat juga merupakan gejala dari suatu kelainan yang harus diobati.

Dr. Siti Dhyanti Wishnuwardhani, SpOG, spesialis kebidanan dan penyakit kandungan mengatakan penyebab paling sering dari dampak keputihan abnormal adalah infeksi. Bila diperiksa dengan mikroskop, sekret (cairan/ lendir) yang berlebihan akibat infeksi mengandung banyak sel darah putih atau lekosit.”Keputihan yang abnormal bisa menyebabkan gangguan kesuburan” katanya. Gangguan Kesuburan banyak terjadi akibat infeksi pada organ reproduksi khususnya saluran telur. Infeksi umumnya terjadi karena penyakit menular seksual (PMS), misalnya infeksi klamidia gonore. Namun bisa kesuburan bisa juga dipengaruhi oleh infeksi keputihan. Pengaruh keputihan terhadap kesuburan terjadi pada keputihan akibat inveksi bakteri atau jamur.

WHO memperkirakan satu dari 20 remaja di dunia terjangkit PMS setiap tahunnya, bahkan di AS 1 dari 8 remaja. Penelitian di Bagian Obstetri Ginekologi RSCM (Sianturi, 1990-1995) mendapatkan data dua% (usia 11-15 tahun), 12% (usia 16-20 tahun) dari 223 remaja terinfeksi di daerah kemaluan (vulvo-vaginitis), mikroorganisme yang tergolong PMS.

Faktor-faktor yang memicu berkembangnya PMS antara lain karena pengetahuan tentang PMS rendah, hubungan seksualnya cenderung lebih dari satu pasangan atau pasangannya punya lebih dari satu mitra seksual, hubungan seksual tidak aman misalnya tidak memakai kondom.

Selain itu, karena anatomi organ reproduksinya perempuan lebih mudah tertular PMS dari pria, apalagi remaja yang secara biologik serviksnya belum matang dan lebih mudah kena infeksi.

Kanker serviks merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada organ reproduksi. Kanker ini lebih sering terjadi pada wanita usia 35-55 tahun.

Namun demikian, karena risiko terjadinya kanker ini berhubungan dengan usia pertama kali berhubungan seksual, kekerapan berganti pasangan dan adanya infeksi PMS, sementara itu remaja kini lebih dini aktif seksual dan kejadian PMS-nya meningkat, maka kecenderungan usia kejadian kanker ini menjadi lebih dini dari 35 tahun.

Kejadian kanker serviks berkaitan dengan riwayat infeksi HPV (virus Human Papiloma) yang termasuk PMS dan biasanya menampilkan gejala keputihan pula.

Untuk penjegahan, dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

  • Kebersihan daerah vagina perlu diperhatikan. Kebiasaan membersihkan daerah vital ini setelah buang air kecil atau buang air besar harus benar. Cara bilas yang aman adalah mengalirkan air dari depan ke arah belakang. Demikian pula saat mengeringkannya, bila arah ini salah maka kuman dari daerah anus dapat mencemari sekitar vagina yang lebih sensitif untuk mengalami infeksi.
  • Dalam keadaan haid atau menggunakan pembalut wanita pakailah celana dalam yang pas sehingga pembalut tidak bergeser dari belakang ke depan.
  • Hati-hati menggunakan kloset duduk umum yang basah.
  • Jangan gunakan handuk bersama orang lain, dan hindari penggunaan pakaian renang basah bergantian.
  • Selain itu, keputihan atau dampak keputihan sering terjadi bersamaan dengan reaksi alergi pada daerah genital terhadap bahan sintetis dari pakaian dalam atau pembalut wanita. Sebaiknya gunakan pakaian dalam dari katun.
  • Hindari pula penggunaan celana panjang yang ketat dan tebal seperti jeans terus-menerus, karena dapat mengganggu sirkulasi atau peredaran darah, sehingga menimbulkan sekret berlebihan.
  •  Buang air besar yang tidak setiap hari juga merangsang sekresi lendir dari vagina, karena adanya massa berupa kotoran di saluran poros usus yang berada di belakang vagina.
  • Jangan merutinkan penggunaan cairan pencuci (douche) vagina, deodoran vagina, dan menyabuni daerah kemaluan berlebihan sehingga kelembaban daerah tersebut terganggu.

sumber : http://www.bebaskeputihan.com

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 27, 2012 inci Keperawatan Maternitas

 

Tag: , , , , , ,

Pengetahuan dan Sikap Remaja Perempuan seputar Keputihan

a.Pengetahuan terhadap Keputihan

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai kematangan. Leukorea (keputihan) dikatakan normal bila tanpa gejala dan tanda lain yang menunjukan kemungkinan adanya kelainan. Vagina yang normal selalu berada dalam kondisi lembab dan permukaannya basah oleh cairan/lendir. Dalam keadaan biasa, cairan tidak sampai keluar namun belum tentu bersifat patologis. Sumber cairan ini dapat berasal dari sekresi vulva cairan vagina, sekret serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba fallopi yang dipengaruhi fungsi ovarium. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak berjumlah 325 siswa dengan pendekatan cross sectional, dengan pengambilan sampel dilakukan cara stratified random sampling. Dari hasil penelitian diperoleh sumber informasi tentang keputihan dari orang tua sebanyak 113 (62,8), Dari hasil pengetahuan remaja putri tentang keputihan yang menjawab benar terdapat pada nomor 1 sebanyak 179 (99,4%) dan yang menjawab salah terdapat pada nomor 5 sebanyak 149 (82,8%), distribusi frekuensi pengetahuan tentang keputihan yaitu yang menjawab baik sebanyak 138 orang (76,7%), hasil sikap remaja putri tentang keputihan yang paling banyak menjawab sangat setuju (SS) terhadap sikap remaja puteri tentang keputihan terdapat pernyataan ke-4 dalam hal keputihan yang berlebihan perlu dilakukan kebersihan daerah kemaluan dengan jumlah 101 (56,1), dan paling sedikit menjawab sangat tidak setuju (STS) terhadap sikap remaja puteri tentang keputihan terdapat pada pernyataan ke-2 dan 4 dengan jumlah 0, distribusi frekuensi tentang keputihan yang menjawab sikap positif sebanyak 132 orang (73,3%). Dari hasil penelitian diharapkan agar dapat melakukan penelitian ini ditempat lain dengan jumlah sampel yang lebih banyak, dan pada peneliti lanjut diharapkan dapat menggunakan desain korelasi yang dapat menjelaskan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang keputihan.

Pengetahuan yang dimiliki oleh remaja putri tentang pencegahan dan mengatasi keputihan sangatlah berpengaruh pada sikap perilaku bagaimana mereka mencegah dan mengatasi keputihan. Kriteria inklusi yang digunakan adalah remaja putri yang berusia 10-20 tahun saat penelitian dan bersedia menjadi responden.

Klasifikasi Keputihan(Leukorea)

Keputihan ( leukorea ) dapat diklasifikasikan atas beberapa macam yaitu :

1. Keputihan tumor atau kanker kandungan

Apabila ada tumor, tumbuh suatu kanker di organ kandungan, gejalanya juga bisa menyerupai keputihan. Besar kemungkinan keputihan disertai bercak darah dan berbau busuk. Apalagi keputihan abnormal ini disertai rasa tidak enak diperut bagian bawah, terjadi gangguan haid, sering demam, dan badan bertambah kurus, pucat serta lesu, lemas dan tidak bugar, waspada kemungkinan ada pertumbuhan abnormal diorgan kandungan. Keputihan yang berdarah juga muncul jika terdapat polip diorgan kandungan. Mungkin polip dirahim atau dileher rahim. Biasanya darah keluar sesudah hubungan seks atau setelah melakukan penyemprotan vagina /douching ( Handrawan,2008)

2.Keputihan usia lanjut

Pada perempuan usia lanjut, keputihan juga bisa muncul bercampur darah (senile vaginitis). Penyebabnya karena lapisan vagina sudah menipis seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat juga terjadi pada anak perempuan yang masih belum pubertas, pada pengidap kencing manis dan yang sudah menopause karena lapisan selaput lendir vagina sudah tipis dan mengisut (Handrawan, 2008).

3. Keputihan benda asing di vagina

Keputihan yang penyebabnya karena ada benda asing disaluran vagina. Vagina merupakan lorong yang terbuka dengan dunia luar. Maka, disana kemungkinan bisa  tertinggal sisa pembalut atau kapas, kondom.

4. Keputihan dari Rumah Sakit

Keputihan bisa diperoleh dari rumah sakit, puskesmas, atau layanan keluarga berencana. Sehabis pasang spiral, pasca persalinan atau pemeriksaan kandungan dengan memakai alat periksa. Mungkin peralatan medis yang dipakai kurang sucihama, apabila alat bekas dipakai untuk perempuan yang mengidap suatu keputihan apapun jenis bibit penyakitnya, penularan keputihan bisa terjadi pada pemakai alat berikutnya maka perlu upaya untuk membersihkan sekitar vagina dan bagian dalamnya sehabis menjalani pemeriksaan.

5. Keputihan akibat sering dibersihkan

Kebiasaan yang sebetulnya tidak sehat dalam memperlakukan vagina. Terlalu sering membersihkan vagina dengan bahan dengan bahan antisepsis tidaklah menyehatkan. Kuman –  kuman yang bermukim disekitar saluran vagina ikut terbunuh oleh bahan antisepsis yang sering digunakan.

6. Keputihan penyakit menular seksual

Tidak mudah membedakan keputihan biasa dengan keputihan yang disebabkan oleh penyakit kelamin ( penyakit menular seksual ). Ada 2 jenis penyakit kelamin yang dapat menyerupai keputihan yakni kencing nanah dan chlamdya. Kencing nanah menyerupai keputihan jamur atau kuman sedang penyakit oleh kuman chlamdya lendir keputihannnya lebih bening sehingga dianggap keputihan normal.

b.Sikap Remaja Perempuan terhadap Keputihan

Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa sebagian besar remaja putri mengetahui tentang pengertian keputihan (93,02%), sedangkan sebagian remaja putri tidak mengetahui dampak keputihan (60,47%). Berdasarkan karakteristik umur diperoleh data sebagian besar remaja putri berusia 14-16 tahun tidak tahu perihal penyebab keputihan (90,91%). Berdasarkan pendidikan didapatkan bahwa seluruh responden lulusan perguruan tinggi (100%) tidak mengetahui secara pasti cara mencegah keputihan. Dari segi akses informasi didapatkan seluruh remaja (100%) yang tidak mendapat sumber informasi tidak mengetahui mengenai dampak buruk keputihan.

Sebagian remaja putri (53,49%) memiliki sikap negatif  terhadap cara mencegah dan mengatasi keputihan. Kelompok usia 17-20 tahun adalah kelompok responden yang seluruhnya memiliki sikap positif tertinggi (100%).  Berdasarkan pendidikan didapatkan hasil kelompok responden SMP yang tertinggi dimana sebagian besar memiliki sikap positif (63,64%). Sikap responden sesuai kemudahan terhadap akses informasi  menunjukkan lebih dari setengah (55%) responden yang pernah mendapat informasi memiliki sikap positif.

Banyak remaja yang belum mengetahui dampak dari keputihan, padahal kita telah mengetahui dengan seksama bahwa keputihan dapat menyebabkan kematian. Kita sebagai remaja hendaknya jangan acuh terhadap keputihan, memang keputihan hal yang wajar. Mulai sekarang benahi diri anda, dan mulai mengontrol dan memperhatikan keputihan anda. Apabila terdapat ciri-ciri yang berbahaya, segeralah konsultasi pada dokter, ataupun mulai mengkonsumsi obat herbal yang dapat menjegah dan menanggulangi masalah keputihan yang serius.
sumber : http://www.bebaskeputihan.com

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 27, 2012 inci Keperawatan Maternitas

 

Tag:

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Keputihan

Di Indonesia, kesehatan dan jasa-jasa lainnya secara umum semakin lama mulai menanggapi kebutuhan-kebutuhan dan permintaan dari kebanyakan remaja. Sejumlah proyek dan program yang didukung oleh pemerintah dengan atau tanpa bantuan donatur telah ada selama beberapa waktu, namun kebanyakan dari mereka hanya berfokus pada sejumlah isu-isu yang terbatas saja yang berhubungan dengan remaja dan tidak pada kebutuhan mereka secara keseluruhan. Fokus projek untuk tahun 2004-2005 adalah untuk mendukung pengembangan lebih lanjut dari rencana pembangunan remaja nasional dan daerah dan pelaksanaannya, termasuk kebutuhan koordinasi antara para mitra, akses dan mutu dari jasa kesehatan yang ramah remaja dalam konteks pendekatan yang lebih “ramah publik” dan akses bagi remaja ke informasi yang dapat diandalkan dan relevan yang mana remaja dapat mendasarkan keputusannya (www.kompas.com.2005).
Keputihan merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan haid. Keputihan seringkali tidak ditangani dengan serius oleh para remaja. Padahal, keputihan bisa jadi indikasi adanya penyakit. Hampir semua perempuan pernah mengalami keputihan. Pada umumnya, orang menganggap keputihan pada wanita sebagai hal yang normal. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena ada berbagai sebab yang dapat mengakibatkan keputihan. Keputihan yang normal memang merupakan hal yang wajar. Namun, keputihan yang tidak normal dapat menjadi petunjuk adanya penyakit yang harus diobati (www.kompas.com.2005).
Keluarnya (rabas) cairan dari vagina merupakan salah satu keluhan yang sering dinyatakan oleh kaum wanita. Beberapa rembesan adalah umum dan normal, dengan bahan yang dikeluarkan hanya terdiri atas lendir yang disekreasi oleh kelenjar-kelenjar di dalam rahim dan leher rahim, serta cairan yang keluar melalui dinding vagina dari jaringan di sekitarnya (Youngson, 1994).
Menurut Manuaba (1999) infeksi pada vulva yang lazim disebut vulvitis sebagian besar dengan gejala keputihan atau leukorea dan tanda infeksi lokal. Keputihan didefinisikan sebagai keluarnya cairan dari vagina. Cairan tersebut bervariasi dalam konsistensi (padat, cair, kental), dalam warna (jernih, putih, kuning, hijau) dan bau (normal, berbau). Sebagian wanita menganggap cairan yang keluar dari vagina masalah biasa ada juga yang menganggap masalah keputihan mengganggu aktivitas sehari-hari. Masalah yang perlu diwaspadai adalah apakah keputihan tersebut normal atau ada sesuatu kelainan/ penyakit.
Jika keputihan menyebabkan gatal-gatal dan nyeri di dalam vagina, atau di sekeliling saluran pembuka vulva, kondisi ini secara umum disebabkan oleh penyakit, dan tentunya memerlukan pemeriksaan. Tiga jenis utama gangguan dapat menimbulkan masalah, yaitu candidiasis penyebab paling umum gatal-gatal pada vagina. Infeksi sering mengenai vulva dan menimbulkan gatal-gatal. Jamur menyerang sel pada saluran vagina dan sel kulit vulva. Pada beberapa wanita, jamur masuk ke lapiran sel yang lebih dalam dan beristirahat di sana sampai diaktifkan kembali karena satu alasan. Sel-sel yang terinfeksi tidak teralu parah gugur ke dalam vagina, sehingga menyebabkan keputihan. Sekitar 15% wanita terinfeksi, tetapi gejala keputihan dan gatal-gatal terjadi hanya dalam 3% sampai 5% wanita (Jones, 1997).
Keluarnya cairan dari vagina adalah normal pada usia reproduksi, cairan tersebut jumlahnya tidak banyak, jernih, tidak bau dan tidak gatal. Secara alami cairan yang keluar merupakan produksi dari kelenjar di mulut rahim, bercampur dengan sel-sel vagina, bakteri dan sekresi kelenjar-kelenjar di jalan lahir. Secara fisiologis keluarnya cairan dapat dijumpai pada saat ovulasi, saat menjelang dan setelah haid, rangsangan seksual, dan dalam kehamilan. Sifat dan banyaknya keputihan dapat memberi petunjuk ke arah penyebab. Demikian pula halnya dengan indikasi lain seperti lama keluhan, terus menerus atau pada waktu tertentu saja, warna, bau disertai rasa gatal atau tidak (Purwanto, dalam http://www.sinarharapan.co.id.2005)
Secara alamiah bagian tubuh yang berongga dan berhubungan dengan dunia luar akan mengeluarkan semacam getah atau lendir. Demikian pula halnya dengan saluran kelamin wanita (vagina). Dalam keadaan normal, getah atau lendir vagina adalah cairan bening tidak berbau, jumlahnya tidak terlalu banyak dan tanpa rasa gatal atau nyeri. Keputihan apabila tidak segera diobati dapat berakibat lebih parah dan bukan tidak mungkin menjadi penyebab kemandulan. Penyebab keputihan berlebihan terkait dengan cara kita merawat organ reproduksi. Misalnya, mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut (Wahyurini dan Masum dalam http://www.kompas.com/kompas-cetak/0308/29/muda.2005)..
Hampir semua wanita pernah mengalami keputihan, bahkan ada yang sampai merasa sangat terganggu. Namun, rasa malu untuk diperiksa pada bagian bawah tubuh yang satu ini, sering kali mengalahkan keinginan untuk sembuh. Belum lagi masyarakat kita yang tidak terbiasa memeriksa alat kelamin sendiri, sehingga kalau ada gangguan tertentu tidak segera bisa diketahui. Rasa malu untuk periksa ke dokter juga menyebabkan banyak wanita mencoba untuk mengobati keputihannya sendiri, baik dengan obat yang dibeli di toko obat, maupun dengan ramuan tradisional. Apabila pengobatan yang dilakukan tidak sesuai dengan jenis penyebab keputihan tersebut, tentu saja pengobatan akan sia-sia. Bahkan, bisa jadi justru menyebabkan kerugian yang lain. Mestinya, rasa malu tersebut dibuang jauh-jauh. Apalagi, jika mengingat betapa seriusnya akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputihan yang berkepanjangan tanpa penanganan yang tuntas (Wahyurini dan Masum dalam http://www.kompas.com/kompas-cetak/0308/29/muda.2005).
Para remaja harus waspada terhadap gejala keputihan. Penelitian menunjukkan, keputihan yang lama walau dengan gejala biasa-biasa saja, lama kelamaan dapat merusak selaput dara. Sebagian besar cairan itu mengandung kuman-kuman penyakit, dan kuman penyakit dapat merusak selaput dara sampai hampir habis, sehingga pada saat hubungan badan yang pertama tidak mengeluarkan darah (www.indomedia.com.2005)

 

 

TINJAUAN PUSTAKA 

 

 

 

2.1      Teori Pengetahuan

2.1.2        Pengertian Pengetahuan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002) Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut :

1.      Kesadaran (Awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek (stimulus).

2.      Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini sikap subyek sudah mulai timbul.

3.

Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak baik lagi.

4.      Trial, dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5.      Adopsi (adoption), dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.2        Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:

2.1.2.1  Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2.1.2.2  Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemapuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

2.1.2.3  Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, adanya prinsip terhadap obyek yang dipelajari.

2.1.2.3  Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.

2.1.2.4  Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dalam kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

2.1.2.5  Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 1997)

2.2      Definisi Remaja

Dalam kamus Pintar Bahasa Indonesia Ahmad & Santoso (1996) remaja merupakan usia muda atau mulai dewasa. Sedangkan dalam situs www.bkkbn.go.id (2005)  dijelaskan bahwa remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.

Menurut Hurlock (1980), remaja dalam mengalami perubahan-perubahannya akan melewati perubahan fisik, perubahan emosi dan perubahan sosialnya. Yang dimaksud dengan perubahan fisik adalah pada masa puber berakhir, pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna dan akan sepenuhnya sempurna pada akhir masa awal remaja. Perubahan emosi pada masa remaja terlihat dari ketegangan emosi dan tekanan, tetapi remaja mengalami kestabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru, seperti misalnya masalah percintaan merupakan masalah yang pelik pada periode ini. Sedangkan perubahan sosial pada masa remaja merupakan salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit, yaitu berhubungan dengan penyesuaian sosial. Pada perubahan sosial ini, remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Pada masa remaja juga ditandai dengan menonjolnya kerja kelenjar seks dengan aktif sehingga tampak dari perubahan tingkah lakunya, seperti misalnya cinta birahi terhadap jenis kelamin lain, terjadi mimpi basah yaitu bermimpi bersanggama yang mana saat itu anak remaja mulai merasakan orgasme (Willis, 1994).

 

Ciri remaja pada anak wanita biasanya ditandai dengan tubuh mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan dan laki-laki memasuki usia antara 9 sampai 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi atau berketurunan. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi (pada perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki). Datangnya menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut, salah satunya adalah karena gizi. Saat ini ada seorang anak perempuan yang mendapatkan menstrusi pertama ( menarche) di usia 8-9 tahun. Namun pada umumnya adalah sekitar 12 tahun. Pada remaja juga terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi. Pada masa ini remaja akan mulai tertarik pada lawan jenis. Remaja perempuan akan berusaha untuk kelihatan atraktif dan remaja laki-laki ingin terlihat sifat kelaki-lakiannya. Beberapa perubahan mental lain yang juga terjadi adalah berkurangnya kepercayaan diri (malu, sedih, khawatir dan bingung). Remaja juga merasa canggung terhadap lawan jenis. Remaja akan lebih senang pergi bersama-sama dengan temannya daripada tinggal di rumah dan cenderung tidak menurut pada orang tua, cari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Hal ini akan membuat mereka lebih mudah terpengaruh oleh temannya. Remaja perempuan, sebelum menstrusai akan menjadi sangat sensitif, emosional, dan khawatir tanpa alasan yang jelas  (www.bkkbn.go.id.2005)

2.3      Keputihan (Leukorea)

2.3.1        Definisi Keputihan

Menurut Wiknjosastro (1999) Leukorea (whiete discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genitalia yang tidak berupa darah.

Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genitalia yang bukan darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan (Manuaba, 1999).

Keputihan (leukorea atau flour albus) adalah cairan yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak sampai keluar, namun belum tentu bersifaat patologis. Pengertian lain dari leukorea atau flour albus, yaitu:

–         Setiap cairan yang keluar dari vagina selain darah. Dapat berupa sekret, transudasi, atau eksudat dari organ atau lesi di saluran genital.

–         Cairan normal vagina yang berlebih, jadi hanya meliputi sekreasi dan transudasi yang berlebih , tidak termasuk eksudat.

Sumber cairan ini dapat berasal dari sekreasi vulva, cairan vagina, sekresi serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba falopii, yang dipengaruhi fungsi ovarium (Mansjoer, dkk, 2001).

Keputihan didefinisikan sebagai keluarnya cairan dari vagina. Cairan tersebut bervariasi dalam konsistensi (padat, cair, kental), dalam warna (jernih, putih, kuning, hijau) dan bau (normal, berbau) (www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/05).

Keluarnya cairan dianggap tidak normal kalau cairan yang keluar tidak berwarna jernih, tetapi berwarna putih kekuning-kuningan atau hijau, bahkan sering disertai dengan darah. Keluarnya pun tidak pada saat sebelum atau sesu- dah menstruasi, tetapi sepanjang waktu. Kadang-kadang cairan yang keluar memberikan bau yang khas, bahkan bau sangat amis atau menyengat. Kalau kondisinya sudah demikian, pada wanita yang menderita keputihan akan merasakan gatal dan agak panas atau perih di daerah vagina (www.indomedia.com.2005).

2.3.2        Jenis, Tanda-tanda dan Penyebab Keputihan (Leukorea)

2.3.2.1  Jenis dan tanda-tanda keputihan (leukorea)

Keputihan dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan penyakit abnormal (patologis). Keputihan yang fisiologis terjadi pada saat menjelang, sesudah, atau di tengah-tengah siklus menstruasi. Jumlahnya tidak terlalu banyak, jernih/putih, tidak biasanya keputihan fisiologis ini disebabkan oleh hormon yang ada di dalam tubuh kita. Keputihan patologis ditandai dengan jumlahnya yang amat banyak, berwarna, berbau, dan disertai keluhan-keluhan seperti gatal, nyeri, terjadi pembengkakan, panas dan pedih ketika buang air kecil, serta dan nyeri di perut bagian bawah (www.kompas.com.2005).

Wiknjosastro, dkk (1999) mengatakan leukorea dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fisiologik dan patologik. Leukorea fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedang pada leukorea patologik terdapat banyak leukosit.

Manuaba (1999) mengatakan bahwa keputihan fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi, pada saat keinginan seks meningkat, dan pada waktu hamil. Keputihan bukan penyakit, tetapi gejala dari berbagai penyakit sehingga memerlukan tindak lanjut untuk menegakkan diagnosis.

Jenis keputihan lain yang agak jarang terjadi adalah keputihan karena tumor terutama tumor ganas. Keputihan yang seperti nanah, berbau dan kadang- kadang bercampur darah serta sakit waktu berhubungan badan, selain disebabkan oleh bakteri-bakteri di atas bisa juga disebabkan karena tumor ganas (www.indomedia.com.2005).

2.3.2.2  Penyebab keputihan (leukorea)

Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Di sini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan leukorea patologik; pada adneksitis gejala tersebut dapat pula timbul. Selanjutnya leukorea ditemukanpada neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor itu dengan permukaannya yang sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genital (Wiknjosastro, 1999).

Penyebab utama dari keputihan adalah suatu jenis binatang satu sel yang disebut Trichomonas vaginalis. Keputihan karena kuman ini akan menimbulkan cairan putih, sebagian merasa gatal dan panas. Datangnya infeksi kuman ini bisa datang sendiri, misalnya dari tangan atau celana tanpa sengaja, atau saling menukar pakaian. Namun menurut pene- litian, sebagian besar Trichomonas menular melalui hubungan seks. Untungnya, keputihan jenis ini tidak terlalu berbahaya dan mudah disembuhkan.

Penyebab lain yang sering timbul adalah sebangsa jamur. Beda keputihan jenis ini adalah gatalnya yang luar biasa dan bisa timbul setiap saat. Akibat- nya, si penderita menggaruk-garuk terus organ seksnya. Tetapi jenis inipun cukup mudah disembuhkan, karena obat-obat anti jamur sangat ampuh terhadap keputihan ini.

Penyebab lain dari keputihan adalah bakteri-bakteri yang banyak sekali jenisnya. Tetapi yang terpenting adalah menular melalui hubungan seks. Ada dua bakteri yang sangat sering menimbulkan keputihan dan tertular melalui hubungan seks yang disebut Gonorhoe (GO) dan Chlamydia. Kedua penyakit ini hampir sama gejalanya yakni menimbulkan keputihan yang berat dan warna cairan umumnya putih kuning dengan bau yang cukup menyengat. Pada GO sering disertai rasa perih waktu buang air kecil. Pada Chlamydia hal itu tidak begitu terasa.

Keputihan lain karena bakteri mungkin saja terjadi walaupun tidak melalui hubungan seks. Karena berbagai perubahan dalam vagina serta masuknya kuman-kuman baru, maka timbul infeksi bakteri-bakteri tertentu. Ada wanita yang cebok di WC umum jadi keputihan. Bisanya bakteri ini juga menimbulkan gejala yang hampir sama dengan penyakit kelamin, yaitu keputihan berupa keluarnya nanah dan berbau sangat menyengat.

Wanita sebaiknya tidak terlalu sering dan terlalu lama memakai celana jins ketat dan tebal. Ditambah dengan udara yang semakin panas, maka udara di daerah vagina pun menjadi tambah panas. Dari situlah penyakit keputihan bisa menyerang wanita (www.indomedia.com.2005)

Leukorea fisiologik ditemukan pada:

1)      Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari; penyebabnya ialah pengaruh estrogen dari placenta terhadap uterus dan vagina janin;

2)      Waktu di sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen; leukorea di sini hilang sendiri, akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya;

3)      Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina;

4)      Waktu di sekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjaar serviks uteris menjadi lebih encer;

5)      Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri (Wiknjosastro, dkk, 1999)

Keputihan apabila tidak segera diobati dapat berakibat lebih parah dan bukan tidak mungkin menjadi penyebab kemandulan. Penyebab keputihan berlebihan terkait dengan cara kita merawat organ reproduksi. Misalnya, mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut (www.kompas.com.2005).

Keputihan patologis biasanya disebabkan oleh infeksi atau peradangan yang terjadi karena beberapa sebab. Misalnya, gejala keganasan organ reproduksi atau adanya benda asing dalam rahim atau saluran kemaluan  (http://www.kompas.com.2005)

Sifat dan banyaknya keputihan dapat memberi petunjuk ke arah penyebab. Demikian pula halnya dengan indikasi lain seperti lama keluhan, terus menerus atau pada waktu tertentu saja, warna, bau disertai rasa gatal atau tidak.

Beberapa penyebab keputihan yang abnormal:

1)      Infeksi jamur, keluarnya keputihan yang berwarna putih atau kekuningan, konsistensi seperti keju disertai rasa gatal, biasanya disebabkan oleh jamur candida atau monillia

2)      Infeksi kuman trichomonas, jenis ini ditandai dengan keluarnya cairan yang berwarna kehijauan, berbusa disertai rasa gatal

3)      Infeksi bakteri vaginosis, ditandai dengan keluarnya cairan berwarna keabu-abuan dan berbau

4)      Penyakit menular seksual, ditandai dengan keluarnya cairan yang bersifat ‘cheesy’, berbau dan bercampur darah

5)      Kanker leher rahim, ditandai dengan keluarnya cairan yang tidak disertai gatal, biasanya disertai bau busuk

 

 

Beberapa penyebab keputihan lainnya:

1)      Vaginitis atropik, timbul pada usia lanjut (menopause), biasanya disertai rasa nyeri akibat kurangnya hormon estrogen

2)      Obat-obatan, seperti: antibiotika, obat kontrasepsi yang mengandung estrogen

3)      Radiasi pada organ reproduksi, penyinaran pada organ reproduksi dapat menyebab rangsangan pengeluaran cairan keputihan

4)      Adanya benda asing seperti adanya benang, kasa tampon atau benda lain yang secara sengaja/tidak sengaja ada di dalam jalan lahir (vagina) (www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/05).

2.3.3        Perawatan dan Hal-hal Yang Perlu di Perhatikan saat Keputihan

Bila mengalami gejala keputihan yang tidak normal, kita perlu segera pergi ke dokter untuk dilakukan pengetesan, agar segera diketahui penyebabnya. Sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, kita juga bisa menggunakan vaginal toilet atau vaginal douche Keduanya untuk menguras vagina dengan larutan antijamur dan antiseptik, sehingga lendir dapat dibersihkan. Tindakan ini akan sangat membantu penyembuhan dan pencegahan kambuhnya penyakit. Hanya saja, tindakan ini tidak boleh dilakukan terlalu sering karena bisa membunuh bakteri-bakteri yang dibutuhkan untuk menjaga keasaman daerah tersebut.

Pada masyarakat kita, keputihan paling banyak disebabkan oleh jamur dan bakteri yang hobi bersarang di daerah lembap. Wilayah sensitif kita itu memang semestinya selalu kering, baik dari keringat maupun air. Jadi, disarankan apabila selesai buang air kecil kita mengeringkannya dengan tisu atau handuk bersih dan kering (www.kompas.com.2005).

Hal-hal yang perlu diketahui/diperhatikan :

1)      Jagalah kebersihan daerah organ reproduksi untuk mencegah beberapa penyakit / penyebab keputihan

2)       Jangan menggunakan obat-obatan untuk pembilasan vagina secara rutin dan berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya flora normal yang ada di vagina yang bertugas melindungi terhadap kuman dari luar

3)       Hindari stress yang berlebihan

4)      Pada penderita diabetes usahakan kadar gula yang stabil

5)      Segera ke dokter bila keputihan berlebihan

(www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/05)

Untuk mengantisipasi munculnya keputihan, seorang wanita harus rajin membersihkan daerah vaginanya, dan rajin mengganti celana dalam- minimal tiga kali sehari. Kalau ada tanda-tanda keputihan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk menghindari akibat yang lebih parah (www.indomedia.com.2005).

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 27, 2012 inci Keperawatan Maternitas

 

Tag: